REFORMASI DAN KONTRA REFORMASI
Diajukan Sebagai Tugas
Mata Kuliah Sejarah Eropa Modern
Disusun Oleh:
Deny Haryanto (121114004)
M. Saichurrahman (121114011)
Azzizah Hidayati (121114020)
Bilqis Luciana Zunita (121114038)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Latar
belakang reformasi yang terjadi di Eropa merupakan dampak dari memburuknya
otoritas gereja yang dianggap menyimpang dengan banyaknya kasus yang melibatkan
pihak agamawan. Oleh karena itu Gereja dianggap sudah gagal dalam mengajarkan
agama berdoa dan tidak mencerminkan pejabat-pejabat Gereja sebagai pengembang
agama. Diantaranya yang mengkritik Gereja adalah Kaum Humanis, seperti Erasmus,
dia menyarankan bahwa perlu adanya reformasi di tubuh Gereja.
Penyalahgunaan
otoritas agama oleh pimpinan gereja yang berlangsung selama beberapa abad itu
mendorong terjadinya kemerosotan otoritasnya, sekalipun itu menyangkut agama
namun di belakang aspek tersebut terdapat berbagai aspek lain yang mendukung
diantaranya Aspek politik,ekonomi,dan sosial. Namun kelompok kai akan
menjelaskan tentang sebab terjadinya reformasi di Inggris.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimanakah Awal Mula Munculnya Reformasi di Eropa?
Apakah yang melatarbelakangi timbulnya Reformasi
Inggris?
Apakah
bentuk-bentuk gerakan reformasi di Inggris?
Bagaimanakah Munculnya Gerakan Kontra
Reformasi?
1.3
Tujuan
Untuk mengetahui Awal Mula Munculnya Reformasi di Eropa?
Untuk mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi
timbulnya Reformasi Inggris?
Untuk mengetahui bentuk-bentuk
gerakan reformasi di Inggris?
Untuk mengetahui Munculnya Gerakan
Kontra Reformasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Reformasi
Eropa
2.1.1 Latar Belakang Reformasi Eropa
Reformasi adalah suatu gerakan menentang otoritas Gereja di bawah pimpinan Paus yang terjadi di
berbagai wilayah Eropa. Pergolakan pada
abad XVI mendorong timbulnya Lutheranisme, Calvinisme dan Anglikanisme yang
merupakan gerakan pembaharuan di seluruh Eropa menentang Gereja Katolik dan
menghendaki kemurnian agama Nasrani.[1]
Pada
awalnya gerakan reformasi yang terkenal dari Eropa adalah gerakan reformasi
Jerman yang dipimpin oleh Martin Luther, namun selanjutnya gerakan reformasi gereja
tersebut menyebar ke seluruh wilayah Eropa. Diantaranya adalah gerakan reformasi Swiss
yang dipimpin oleh Ulrich Zwingli (1484-1531) dan gerakan Calvinisme yang
dipelopori oleh John Calvin (1509-1594).
2.1.2
Tokoh-tokoh yang mempelopori Reformasi Eropa
2.1.2.1 Martin Luther (Lutherianisme)
Gerakan
Reformasi atau Gerakan Protestantisme adalah suatu gerakan untuk mengadakan
pembaharuan dalam Kekristenan Barat yang dimulai sejak abad ke-14 hingga abad
ke-17. Mereka menyerang struktur Gereja Barat Roma Katolik yang hirarkis dan
legalistik serta keburukan-keburukan yang terdapat dalam Gereja Roma Katolik.
Meskipun dalam tubuh Gereja Barat diadakan pembaharuan-pembaharuan Gereja,
namun gerakan yang menuntut adanya pembaharuan yang lebih berarti tetap
berjalan. Pelopor gerakan ini, Martin
Luther (Eisleben, Jerman, 10 November 1483 - 18 Februari 1546) adalah seorang
pastor Jerman, teolog dan biarawan Ordo St. Agustinus (O.S.A). Ia mengecam
keburukan-keburukan dalam Gereja Roma Katolik seperti penyelewengan penjualan
Surat Penghapusan Dosa
(indulgensi), Kepausan, dsbnya. Dengan demikian upaya pembaharuan yang diadakan
Luther bukan merupakan yang baru sama sekali.
Reformasi
menekankan untuk kembali kepada Gereja yang mula-mula. Studi Luther terhadap
Agustinus membawanya kepada langkah mempersoalkan tekanan teologi Skolastik
pada perbuatan baik. Hasil studi Luther terhadap L. Valla, menyebabkan Luther
meragukan keabsahan tuntutan supremasi kepausan.
Luther
menyerang ajaran Transsubstansiasi, selibat para klerus, dan ia menuntut
penghapusan kuasa Paus atas Jerman. Raja-raja Jerman banyak yang berpihak
kepada Luther, seperti Raja Saksen, Hesse, Bradenburg, Brunswick, serta
raja-raja di luar Jerman seperti Raja Denmark dan Swedia. Daerah-daerah ini
segera menjadi daerah Lutheran dan Luther menyerahkan wewenang untuk mengatur
gereja-gereja dalam wilayah tersebut kepada raja-rajanya.
2.1.2.2 John Knox
Ia seorang tokoh
reformasi bangsa Skotlandia, sebagai sorang petani yang dilahirkan didaerah
Lothian timur Skotlandia, pada tahun 1514. Pada masa kehidupan Knox, Skotlandia
berada jauh dibelakang negara-negara utama di Eropa dalam aspek politik dan
ekonomi. Negri itu hampir sepanjang waktu diperintah oleh Marie dari Lorraine,
yang sebagai janda Raja James V, dia bertindak sebagai wali selagi putrinya
belum dewasa.
Selama masa kekuasaan Marie kebencian pada
orang Prancis meningkat, demikian juga kepada kaum rohaniawan, karena para
uskup dan Imam memungutpajak yang berat dari rakyat. Pertentangan itu rupanya
didorong oleh rasa sentimen agama yang berbeda, Marie dikenal sebagai sosok
yang beragama Katolik. John Knox sebagai seorang petani yang banyak bergaul
dengan para raja dan baron ini, kelak menganut ajaran tentang kaum terpilih
yang terutama ditujukan oleh John Calvin kepada kaum bangsawan borjuis.
Pemikiran John Knox
sebagai tokoh reformasi, banyak diilhami oleh pemikir tedahulu, termasuk John
Calvin. Ia juga menentang berbagai pemijaan terhadap patung-patung berhala,
memerintahkan kepada pengikutnya agar patung-patung itu dihancurkan saja. Para
pendukungnya terbakar emosinya oleh isi khotbah John Knox yang menentang
pemujaan berhala dan peringatan kepada ”Perintah Allah supaya menghancurkan
patung-patung berhala” ,maka rakyat beramai-ramai merusak patung dan merobohkan
gereja, menjarah biara dan menyerbu para Imam. Timbullah berbagai kerusuhan
seperti terjadi di Perth, Edinburgh, serta St. Andrews, dan kini memuncak
menjadi perang saudara.
John Knox dalam hal ini
berbeda dengan ajaran John Calvin tentang ketaatan pasif. Tidak selamanya jika rakyat
berani menentang kekuasaan raja dianggap salah. Apabila terjadi, para pejabat
baik di lingkungan pemerintahan maupun gereja menyalahgunakan kekuasaan dan
wewenangnya, maka rakyat dibenarkan melakukan pemberontakan.
2.1.2.3 Yohanes Calvin
(Calvinisme)
Ia adalah tokoh reformasi yang berasal
dari Prancis. John Calvin lahir pada tahun 1509 di
Noyon, kota katedral di Picardie, Prancis Utara. Di sana ayahnya bekerja
sebagai notaries keuskupan. Sejak kecil ia menunjukkan kecermatan berfikir yang
menonjol dan hasrat untuk mengejar kesempurnaan.[2]
John
Calvin sangat terkesan dengan pengetahuan klasik, terutama menyangkut filsafat
Yunani yang menuju disiplin dan mengajarkan keterangan dalam kenikmatan maupun
kesakitan . Ia sangat terpesona oleh tulisan-tulisan Injil dan mulai bergaul
denagn para reformator sejak itu.[3]
Ajaran keagamaan yang khas dimiliki oleh
John Calvin adalah “Pilihan atau Keselamatan” dan takdir. Ajaran takdir
menekankan bahwa manusia perlu berupaya bekerja giat, memilih pekerjaannya, mencari
keselamatan, namun semuanya itu ditentukan oleh takdir. Ajaran takdir ini
dilakukan pada tahun 1530 di kota Jenewa.[4]
Mengenai
konsep ajaran’’pilihan’’, ia menyatakan pada permulaan penciptaan alam telah
menentukan siapa yang ’’terpilih’’ dan siapa yang’’terkutuk’’, siapa yang
mendapat rahmat dan siapa yang tidak. Keputusan ini tidak dapat diubah oleh
siapapun juga. Namun menurut penganut Calvinisme merasa dirinya termasuk
golongan terpilih, walaupun dalam teorinya hal itu tidak dapat diketahui mereka
dengan pasti.[5]
Ajaran
ajaran John Calvin dalam beberapa hal sangat berbeda dengan konsep ajaran dari
pejabat Gereja Roma. Mencari kekayaan duniawi yang dalam pandangan Gereja abad
pertengahan dianggap tidak mulia, karena menekankan pada pandangan kehidupan
dunia akhirat dan surga. Sebaliknya, ajaran John Calvin bahwa kerja keduniawian
dipujinya sebagai panggilan Tuhan, manusia harus giat hemat, dan jujur. Para
pengikut John Calvin meyakini, bahwa
ajaran tersebut nantinyadapat berpengaruh terhadap konsep-konsep perdagangan
dan berkembangnya kapitalisme oleh Kelas Menengah yang hidup di perkotaan.
Bahwa Kapitalisme dapat tumbuh dan berkembang karena adanya pengakuan
nilai-nilai bahwa penanaman modal yang berbunga dianggap tidak menyalahi
peraturan keagamaan. Bahwa mencari kekayaan merupakan kehidupan yang pantas
dipuji.
Reformasi
di Inggris dapat dikatakan sebagai sebuah gerakan yang unik. Gerakan ini tidak
dipelopori oleh tokoh spiritual tertentu seperti Luther atau Calvin. Reformasi
di Inggris didominasi oleh para pemimpin politik, walaupun kita juga mengenal
beberapa pemimpin rohani yang cukup terkenal, misalnya Thomas More dan Thomas
Cranmer.
Di
samping unik, reformasi di Inggris juga sangat penting. Reformasi ini
mempengaruhi beragam aliran kekristenan yang penting, yaitu Anglikan, Reformed
(Puritan), Wesleyan. Seiring dengan ekspansi dan emigrasi orang-orang Inggris,
ajaran reformasi pada akhirnya sampai ke Amerika dan sangat menentukan segala
aspek kehidupan negara Amerika untuk jangka waktu yang sangat lama.
Karakteristik
lain dari reformasi di Inggris adalah problematis. Reformasi di Inggris
membutuhkan waktu yang panjang; dimulai dari reformasi politik, eklesiastikal
sampai doktrinal. Para ahli sejarah berdebat tentang kapan reformasi “yang
sesungguhnya” terjadi Inggris. Sebagian melihat perpisahan politik yang tegas
dengan kepausan sebagai titik awal reformasi. Yang lain memandang perpisahan
ini hanya sebagai gerakan politik belaka, tidak didasari oleh perubahan teologi
atau kegerejaan yang signifikan. Mereka berpendapat bahwa reformasi sejati baru
terjadi pada jaman Puritan.
2.2 Reformasi Inggris
2.2.1 Latar Belakang
terjadinya Reformasi di Inggris antara lain :
- Eksistensi kaum Lollards (pengikut John Wycliffe) yang tidak pernah habis dan terus-menerus menekankan otoritas Alkitab dan relasi pribadi dengan Kristus. Mereka menjadi para pengkhotbah awam yang sangat berpengaruh di masyarakat biasa.
- Munculnya semangat kebangsaan di bawah pemerintahan keluarga Tudor yang memerintah Inggris tahun 1485-1603.
- Munculnya kalangan menengah ke atas yang menolak dominasi Roma dengan pertimbangan ekonomi. Mereka merasa mendapat jaminan keamanan yang sangat penting bagi bisnis mereka. Mereka juga memiliki kesamaan pendirian dengan keluarga Tudor tentang tanah yang dimiliki oleh paus, pajak kepada kepausan, dan pengadilan gereja. Keduanya sama-sama menolak hal-hal ini.
- Pengaruh dari kaum intelektual yang termasuk biblikal-humanis. Mereka mempelajari Alkitab dari bahasa asli (dari edisi Erasmus) dan akhirnya menemukan berbagai penyimpangan dalam gereja. William Tyndale dan Miles Coverdale menyediakan terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris (PB oleh Tyndale tahun 1525; PL & PB oleh Coverdale tahun 1535).
- Pengaruh tulisan-tulisan Luther yang sudah tersebar di Inggris, terutama tulisannya tentang Babylonian Captivity (pemindahan pusat kepausan dari Roma ke Avignon). Berbagai tulisan ini membawa pengaruh penting bagi Tyndale dan Thomas Cranmer (salah satu tokoh penting reformasi Anglikan).
- Kepentingan politik-pribadi dari Raja Henry VIII. Faktor inilah yang menjadi penyebab langsung dari reformasi di Inggris.
2.2.1
Tokoh-tokoh
Pelopor Timbulnya Reformasi
di Inggris
2.2.1.1 John Wycliff
John Wycliff adalah salah satu ahli filsafat yang
terkemuka pada zamannya. Dia mengajarkan bahwa gereja yang benar adalah gereja
yang rohani dan tak kelihatan, dan hanya beranggotakan orang-orang yang
diselamatkan. Dia berpendapat bahwa gereja yang tampak, yang diperintah oleh
Paus-paus dan bishop-bishop tidak dapat menjadi gereja yang benar.
Gambar 1.1
John Wiclyff
Dia juga mengajarkan bahwa Kristus hidup
dalam kemiskinan, dan gereja adalah tubuh rohani semata-mata tanpa kekayaan.
Dia berpendapat bahwa otoritas dalam gereja harus didasarkan pada Alkitab, dan
bahwa semua ajaran dan perbuatan gereja seharusnya diuji berdasarkan Alkitab.
Oleh karena itu dia ingin agar setiap orang dapat membacanya. Wyclif juga
menentang ajaran transubstansiasi. Dia juga orang pertama yang menerjemahkan
Alkitab ke dalam bahasa Inggris, tetapi pada tahun 1407 semua versi Alkitab
dalam bahasa Inggris dilarang.
Setelah kematiannya pada tahun 1384, pengikutnya, dikenal sebagai
Lollards (istilah yang berarti orang yang suka beromong kosong), terus membaca
tulisannya, tetapi mereka, pada umumnya, dianiaya, dan tidak dapat
mengembangkan ajaran lebih lanjut.
2.2.1.2 Thomas
Cranmer
Gambar
1.2
Thomas Cranmer
Merupakan tokoh pendeta yang berperan
dalam jalannya reformasi di Inggris. (lahir di Aslockton, Nottinghamshire,
Inggris, 2 Juli 1489 – meninggal di Oxford, Inggris, 21 Maret 1556
pada umur 66 tahun) adalah seorang tokoh reformasi gereja dari Inggris. Ia
belajar di Jesus College, Cambridge, dan menjadi salah satu pemimpin di sana
pada tahun 1511.
Cranmer kemudian menjadi orang
kepercayaan Raja Henry VIII sehingga dapat melaksanakan pembaruan di dalam
gereja Inggris, walaupun mendapat tantangan dari kaum pembela Gereja Katolik.
Beberapa usaha Cranmer yang berhasil adalah penerbitan Alkitab dalam
bahasa Inggris, serta penempatan Alkitab tersebut di setiap gereja wilayah, dan
juga penerbitan "Sepuluh Pasal" pada tahun 1536 yang cenderung mirip
dengan posisi Luther. Karya Cranmer lainnya yang terkenal adalah "Buku Doa
Umum" yang diterbitkan pada tahun 1549. Cranmer meninggal karena dihukum
mati dengan cara dibakar pada tahun 1556.
2.3 Bentuk-bentuk Reformasi Inggris
2.3.1
Reformasi Bidang Keagamaan (Anglikanisme)
2.3.1.1 Pengertian Reformasi Gereja Anglikan
Sebutan
“Anglikan” berasal dari frase Latin Pertengahan (abad ke-13) ecclesia
anglicana, yang berarti “gereja Inggris”. Jadi, kata “anglikan” berarti
“Inggris”. Sekalipun dari arti nama dan pusat kegerejaan memang sangat
berhubungan dengan daerah Inggris, tetapi gereja Anglikan ada di berbagai
daerah lain.
Gereja
Inggris menganggap dirinya sebagai bagian dari reformasi tetapi juga bersifat
katolik, meskipun tidak sama dengan Gereja Katolik Roma. Reformasi dalam arti
bahwa Gereja ini banyak dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Reformasi Protestan,
dan menolak kewibawaan Paus. Katolik dalam arti bahwa Gereja ini memandang
dirinya sebagai bagian dari 'garis yang sinambung dan tidak terputus dari
"Gereja universal" yang mula-mula didirikan oleh para murid Yesus serta
dari abad pertengahan, dan bukan merupakan suatu 'bentukan yang baru'. Dalam
praktiknya, Gereja Anglikan bersifat campuran. Beberapa jemaatnya beribadah
lebih mirip dengan Gereja Katolik Roma dibandingkan dengan kebanyakan Gereja
Protestan. Namun di pihak lain, berbagai bentuk ibadah yang digunakan di
sejumlah Gereja Anglikan lainnya sulit dibedakan dari Gereja-gereja Injil yang
muncul dari Gerakan Reformasi.
2.3.1.3 Administrasi
Anglikan
Praktiknya, kepemimpinan administratif gereja berada di tangan Uskup Agung Canterbury. Komuni Anglikan sedunia yang terdiri atas gereja-gereja nasional atau regional yang independen mengakui Uskup Agung Canterbury sebagai semacam pemimpin 'simbolik
Dewan legislatif di
Gereja Inggris adalah Sinode Umum. Namun, keputusan legislatif yang fundamental
masih harus disetujui oleh Parlemen Britania Raya. Gereja mempunyai cabang
yudisialnya sendiri, yang dikenal sebagai pengadilan gerejawi, yang juga
merupakan bagian dari sistem peradilan Britania, namun pada umumnya tidak
berfungsi, karena syarat-syarat untuk memberlakukan keputusan-keputusan
gerejawi kebanyakan sudah dicabut satu abad yang lalu oleh keputusan Pengadilan
Tinggi.
·
Yurisdiksi
Gereja:
Selain di wilayah Inggris sendiri, yurisdiksi Gereja
mencakup Pulau Man, Kepulauan Channel, Kepulauan Scilly, dan sedikit bagian
dari Wales. Pada tahun-tahun belakangan, jemaat-jemaat ekspatriat di benua
Eropa membentuk dirinya sebagai Diosis di Eropa.
·
Pengangkatan:
Pendeta memimpin upacara di diosis karena mereka memegang jabatan sebagai pendeta yang diberi kuasa, atau karena diberi izin oleh uskup ketika diangkat (mis. kurator), atau dengan izin saja.
Pendeta memimpin upacara di diosis karena mereka memegang jabatan sebagai pendeta yang diberi kuasa, atau karena diberi izin oleh uskup ketika diangkat (mis. kurator), atau dengan izin saja.
Proses
pengangkatan uskup diosis lebih rumit, dan ditangani oleh sebuah lembaga yang
disebut Komisi Nominasi Kerajaan, yang menyerahkan nama-namanya kepada Perdana
Menteri (yang bertindak atas nama Raja atau Ratu) untuk dipertimbangkan.
· Keuangan
Meskipun statusnya Gereja negara, dari segi keuangan Gereja Inggris tidak mendapatkan dukungan langsung pemerintah. Sumbangan adalah sumber pendapatannya yang terbesar, meskipun Gereja ini juga sangat mengandalkan pendapatan dari berbagai dana abadi historis.
Meskipun statusnya Gereja negara, dari segi keuangan Gereja Inggris tidak mendapatkan dukungan langsung pemerintah. Sumbangan adalah sumber pendapatannya yang terbesar, meskipun Gereja ini juga sangat mengandalkan pendapatan dari berbagai dana abadi historis.
· Diosis Durham:
Diosis Durham mempunyai kekayaan yang sangat besar dan kekuasaan dunia sehingga uskupnya digelari 'Uskup-Pangeran'. Namun sejak pertengahan abad ke-19, Gereja telah melakukan berbagai upaya untuk 'mengamakan' situasinya, dan para rohaniwan di masing-masing diosis kini menerima tunjangan standar yang dibayar dari dana diosis. Sementara itu, Gereja memindahkan sebagian besar dari aset-asetnya yang menghasilkan uang (yang di masa lalu mencakup banyak sekali tanah, namun sekarang umumnya berupa saham dan surat-surat berharga) dari tangan masing-masing rohaniwan dan uskup ke dalam tangan sebuah lembaga yang disebut Komisioner Gereja, yang menggunakan dana-dana ini untuk membayar banyak sekali pengeluaran non-paroki, termasuk pensiun rohaniwan, dan biaya pemeliharaan katedral dan rumah uskup.
Selain kepemilikan atas
aset properti gereja dan katedral, gereja juga menguasai sejumlah bangunan yang
terkait yang ada di samping gereja atau terkait kepadanya, termasuk sejumlah
besar perumahan pendeta. Selain perumahan vikar dan rektor (pendeta kepala),
perumahan ini mencakup juga sejumlah tempat tinggal (disebut 'istana') untuk
masing-masing dari ke-114 uskup Gereja. Dalam beberapa kasus tertentu, nama ini
tampaknya tepat. Gedung-gedung seperti Istana Lambeth, tempat tinggal Uskup
Agung Canterbury di London dan Istana Lama di Canterbury benar-benar mirip
istana, sementara Istana Auckland yang dihuni Uskup Durham, mempunyai 50 kamar,
sebuah ruang pesta dan taman berukuran 120.000. Namun demikian, banyak uskup
yang merasa bahwa istana-istana lama itu tidak cocok dengan gaya hidup
sekarang, dan beberapa 'istana' uskup hanya berupa rumah dengan empat kamar.
Banyak diosis yang mempertahankan istana-istana besar kini menggunakan sebagian
ruangannya sebagai kantor administrasi, sementara para uskup dan keluarga
mereka tinggal di sebuah apartemen kecil di dalam istana itu. Pada tahun-tahun
belakangan sebagian diosis berhasil memanfaatkan ruangan yang berlebih dan
kemewahan istana-istana mereka untuk mencari dana, dengan menjadikannya
pusat-pusat konferensi. Ketiga istana uskup yang lebih mewah yang disebutkan di
atas — Istana Lambeth, Istana Lama Canterbury dan Istana Auckland — berfungsi
sebagai kantor untuk administrasi gereja, tempat-tempat konferensi, dan sampai
batas tertentu tempat tinggal pribadi seorang uskup. Ukuran keluarga para uskup
telah jauh mengecil dan anggaran mereka untuk menerima tamu dan memiliki staf
hanya mengambil bagian yang kecil sekali dibandingkan dengan tingkat biaya yang
dikeluarkan pada masa sebelum abad ke-20.
2.3.2 Reformasi di bidang Politik
Reformasi di
Inggris sangat berhubungan dengan masalah politik. Kalau di negara lain para
penguasa politik sekedar membantu reformasi, tetapi di Inggris peranan mereka
lebih besar. Merekalah yang langsung terlibat dalam pemisahan relasi yang tegas
dengan Gereja Katholik Roma. Situasi reformasi pun sangat dipengaruhi oleh
sikap para penguasa terhadap gerakan tersebut. Jika pemimpin politik yang
berkuasa mendukung reformasi maka gerakan ini pun akan berkembang. Sebaliknya
jika seorang pemimpin politik tidak menyetujui gerakan ini maka akan ada
penentangan dan penganiayaan terhadap para pemeluk reformasi. Reformasi ini
dicetuskan oleh raja Henry VIII yang menginginkan pemisahan Gereja Inggris
dengan Gereja yang ada di Roma namun diduga bahwa pemisahan ini adalah agar
Raja Henry VIII dapat memuluskan langkahnya untuk menikahi Anne Boleyn.
Ditemukan juga fakta
bahwa :
Ø Kekristenan
masuk ke kepulauan Inggris pada abad ke-2.
Ø Dalam
beberapa konsili gereja kuno abad ke-4, ada perwakilan dari pemimpin gereja di
Inggris.
Ø Santo Patrik
(390-461) membawa injil kepada orang-orang Irlandia.
Ø Pada abad
ke-6 terjadi kegerakan rohani di Inggris di bawah Santo Columbia dan Agustinus.
Ø Selama Masa
Kegelapan (sekitar abad ke-7 sampai ke-12) para pemimpin Kristen di Inggris dan
Irlandia menyalin Alkitab dan berbagai tulisan bapa gereja sebagai salah satu
cara untuk mempertahankan warisan budaya dan keagamaan. Hal dilakukan mengingat
pada masa ini banyak terjadi wabah penyakit, kelaparan, kekafiran maupun
pemusnahan. Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Anselmus
(1033-1109) yang selalu diingat karena pembuktian rasionalnya terhadap
eksistensi Allah dan slogannya yang populer “aku percaya supaya aku mengerti”.
Ø Pada waktu
kekristenan di Roma mencoba menjadikan diri sebagai pusat kekristenan, gereja
Anglikan terus melancarkan protes. John Wycliffe (1329-1384) dan para
pengikutnya (the Lollards) dipandang sebagai representasi dari gereja Anglikan. Jika kita melihat penelusuran historis di atas maka terlihat jelas bahwa
kekristenan memang sudah ada di Inggris sebelum reformasi oleh Henry VIII.
Karateristik Gereja
Anglikan:
Ø Pengunaan
The Book of Common Prayer sebagai pedoman kesalehan hidup dan doktrin.
Ø Pengakuan
terhadap The Thirty-nine Articles sebagai penjelasan doktrinal yang mewakili
ajaran Anglikan.
Ø Ibadah yang
mengikuti kalender gerejawi tahunan, pembacaan Mazmur dan Alkitab, penekanan
pada doa dan ibadah yang responsif.
Ø Penekanan
pada sakramen, terutama Perjamuan Kudus.
Ø Pengakuan
terhadap Bishop/Uskup agung Canterbury sebagai pemimpin rohani.
Ø Keikutsertaan
dalam Konferensi Lambeth setiap dekade.
Reformasi Inggris di bidang politik
dipelopori oleh :
1. Henry VIII
Gambar 1.2
Raja Henry VIII
Henry VIII berkuasa atas Inggris antara tahun 1509
sampai dengan 1547 dan menjadi raja
Inggris paling terkenal dan kontroversial sepanjang masa. Salah satu hasrat terbesar dari Henry VIII adalah memiliki
pewaris tahta seorang putera.Itulah yang membuatnya menghalalkan segala cara,
termasuk dengan menikahi enam wanita yang berbeda. (Dua diantaranya, Anne Boleyn dan Katharine
Howard dieksekusi atas perintahnya. Mereka dipenggal
dengan tuduhan perzinahan dan incest).
Perceraian Henry dengan istri pertamanya, Katherine
dari Aragon, membuatnya
bersitegang dengan gereja Katolik yang menentang perceraian,sehingga dimulailah
awal baru Kekristenan di Inggris yang terpecah dari agama.Katolik Roma pimpinan Sri Paus hingga saat ini.
(Peristiwa ini juga menjadi pemicu perseteruannya dengan Sir Thomas More, yang diadili atas tuduhan
pengkhianatan dan akhirnya
dihukum mati.). Sementara itu, puteri Henry dengan Anne Boleyn, Elizabeth I, kelak menjadi salah satu pemimpin
terbesar dan terlama monarki Inggris.
Selain Henry VIII berkuasa atas Inggris antara
tahun 1509 sampai dengan 1547 dan menjadi raja Inggris paling terkenal dan kontroversial sepanjang masa.
Salah satu hasrat
terbesar dari Henry VIII adalah memiliki pewaris tahta seorang putera.
Itulah yang membuatnya menghalalkan segala cara,
termasuk dengan menikahi
enam wanita yang berbeda.
2. Edward VI
Edward menjadi raja pada saat usianya baru 9 tahun.
Karena ia masih muda dan sakit-sakitan, ia didampingi oleh pamannya (saudara
ibunya) Edward Seymour yang adalah seorang Protestan. Selama pemerintahan ini
Edward mengeluarkan beberapa keputusan penting:
1.
Para rohaniwan diijinkan untuk
menikah.
2.
The Act of Uniformity (1549)
menetapkan untuk mengubah ibadah Latin yang lama dengan yang baru menurut buku
Thomas Cranmer, The Book of Common Prayer, yang ditulis dalam bahasa Inggris.
3.
Thomas Cranmer mengeluarkan 42
pernyataan iman yang menjadi dasar gereja Inggris. Pernyataan ini sangat
bernuansa Protestan.
3. Ratu Elizabeth I
Gambar
1.3
Elizabeth I
Elizabeth I
(lahir di Greenwich, England, 7 September 1533 – meninggal di
Richmond, England, 24 Maret 1603 pada umur 69 tahun) adalah ratu Inggris dan
Irlandia sejak 17 November 1558 sampai kematiannya. Pada 1558 saudara tirinya
Mary yang beragama Katolik Roma memenjarakan dirinya selama hampir 1 tahun
karena diduga membela pemberontakan Protestan.Setelah
kematian Maria, ia digantikan oleh Elizabeth, anak Anne Boleyn. Sama seperti
ayahnya, ia lebih berorientasi pada politik. Ia juga menyadari perlunya
kedamaian antara agama bagi situasi politik, karena itu ia berusaha berdiri di
tengah-tengah antara Protestan dan Katholik. Selama pemerintahannya ia
menetapkan:
1.Act of
Supremacy (1559) yang menjadikan dia sebagai kepala gereja dan negara.
2. Act of
Uniformity yang kembali menetapkan buku Cranmer sebagai dasar liturgi.
3.42
pernyataan iman Cranmer diubah menjadi 39 pernyataan dan bahasanya diperhalus
agar tidak terlalu menyinggung golongan Katholik.
Sering dijuluki Virgin Queen
(karena tak pernah menikah), Gloriana, Good Queen Bess, dan Faere
Queene, Elizabeth I adalah penguasa monarki keenam dan terakhir dari
dinasti Tudor. Ibunya Anne Boleyn dieksekusi 3 tahun setelah ia dilahirkan atas
tuduhan pengkhianatan terhadap raja.
2.4 Munculnya Gerakan Kontra Reformasi
Pada
waktu pergolakan Protestanisme melanda Eropa pada abad XVI, seolah-olah tidak
ada satupun yang mampu menghentikan gerakan tersebut agar tidak melanda seluruh
benua. Jerman bagian utara, Skandinavia, Inggris, dan beberapa bagian Polandia,
Hongaria, dan Austria secara teguh telah menjadi Protestan. Prancis, merupakan
benteng Protestan yang meragukan, dan bahkan di Italia terjadi letupan-letupan
kesangsian yang cenderung ke Bid’ah. Tetapi, Gereja Katolik tidak gentar
menghadapi berbagai pergolakan tersebut. Orang Katolik bersemangat meneliti
gereja secara mendalam, dan dengan rajin mengobarkan perbaikan. Pada tahun
1530, mereka mulai melancarkan suatu gerakan yang dinamakan kontra reformasi
atau Reformasi Katolik.
Keberadaan
lembaga inkuisisi, yang telah lama didirikan oleh gereja selama abad
pertangahan dapat dikatakan ikut mendorong lahir kontra reformasi. Akibat di
sahkannya inkuisisi telah menimbulkan sikap keagama yang tidak toleran dan
terjadi berbagai bentuk penindasan yang kejam, ternyata juga berpengaruh
terhadap tubuh gereja katolik.
Reformasi
juga memicu sejumlah konflik dan peperangan bermotif agama antara negara-negara
pendukung dan penentangnya (kontra reformasi). Peperangan katolik protestan
yang terbesar adalah perang 30 tahun yang baru berhenti dengan adanya
perdamaian Westphalia (tahun 1648).
Kontra reformasi digerakkan oleh kelompok
yang merasa prihatin terhadap kegagalan gereja, akan tetapi menentang pemisahan
dari gerakan reformasi. Tokoh yang mewakili antara lain Ignatius Loyola
(1491-1546) yang mendirikan serikat Yesuit .
Kontra reformasi didorong oleh negara-negara
latin yang khususnya Italia dan Spanyol-Portugis. Aktivitas kaum Yesuit juga
mendorong aktivitas misi penyebaran agama ke seberang lautan dan daerah-daerah
jajahan di wilayah lain seperti Asia.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Reformasi adalah suatu gerakan menentang otoritas
Gereja di bawah pimpinan Paus yang
terjadi di berbagai wilayah Eropa. Pergolakan
pada abad XVI mendorong timbulnya Lutheranisme, Calvinisme dan
Anglikanisme yang merupakan gerakan pembaharuan di seluruh Eropa menentang
Gereja Katolik dan menghendaki kemurnian agama Nasrani.
Reformasi Inggris merupakan dampak dari reformasi
Eropa yang pada awalnya dipelopori oleh John Wycliff dan Cranmer.
Bentuk-bentuk gerakan reformasi di Inggris yaitu
reformasi di bidang politik dan reformasi di bidang keagamaan (gerakan
Anglikanisme).
Reformasi juga memicu sejumlah
konflik dan peperangan bermotif agama antara negara-negara pendukung dan
penentangnya (kontra reformasi). Peperangan katolik protestan yang terbesar
adalah perang 30 tahun yang baru berhenti dengan adanya perdamaian Westphalia
(tahun 1648).
3.2 Saran
Gerakan reformasi
merupakan usaha melakukan revolusi di berbagai bidang yang memberikan dampak
positif maupun negatif. Sehingga, Memunculkan golongan pendukung dan penentang
sebagai reaksi atas gerakan tersebut. Seperti apapun bentuk gerakannya,
hendaknya melihat dari berbagai sisi, terutama juga suatu gerakan tersebut
dapat memperbaiki kondisi suatu Negara atau meningkatkan kemajuan di berbagai
bidang
DAFTAR
PUSTAKA
} Mohamad
Hadi Sundoro. 2007. Sejarah
Peradaban Barat Modern : Dari Renaisans sampai Imperialisme Modern. Jember : Jember University Press.
} Carlton
J. Hayes, History of Europe, Macmillan Company, 1956.
} H. Hart,Michael.1978.Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam
Sejarah. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
} http://www.educ.msu.edu/homepages/laurence/reformation/Luther/Luther.htm diakses tanggal 3
mei 2012.
[1] Carton J.H. Hayes,et.al.; History of Europe (New York : The Mac Millan
Company, Inc; 1956), hal. 501.
[2] Mohamad H. Sundoro. Sejarah
Peradaban Barat Modern : Dari Renaisans sampai Imperalisme Modern (Jember
University Press.2007)hlm. 47.
[3]
Sutarno(Penerjemah),loc.cit.
[4] Dalam abad XVI, Jenawa merupakan pusat perdagangan serta industri yang
kaya dan berdiri sebagai republik yang bebas dari konfederasi swisss. Jenewa
diperintah sebagai bagian dari suatuwilayah yang kini menjadi mlik Perancis.
[5] Noir Toegiman(penerj.), op.cit.hlm.84.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar