Sabtu, November 10, 2012

SEJARAH EROPA MODERN


REFORMASI DAN KONTRA REFORMASI
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Sejarah Eropa Modern

 
Disusun Oleh:
             Deny Haryanto                         (121114004)
              M. Saichurrahman                    (121114011)
             Azzizah Hidayati                       (121114020)
             Bilqis Luciana Zunita               (121114038)



 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Latar belakang reformasi yang terjadi di Eropa merupakan dampak dari memburuknya otoritas gereja yang dianggap menyimpang dengan banyaknya kasus yang melibatkan pihak agamawan. Oleh karena itu Gereja dianggap sudah gagal dalam mengajarkan agama berdoa dan tidak mencerminkan pejabat-pejabat Gereja sebagai pengembang agama. Diantaranya yang mengkritik Gereja adalah Kaum Humanis, seperti Erasmus, dia menyarankan bahwa perlu adanya reformasi di tubuh Gereja.
Penyalahgunaan otoritas agama oleh pimpinan gereja yang berlangsung selama beberapa abad itu mendorong terjadinya kemerosotan otoritasnya, sekalipun itu menyangkut agama namun di belakang aspek tersebut terdapat berbagai aspek lain yang mendukung diantaranya Aspek politik,ekonomi,dan sosial. Namun kelompok kai akan menjelaskan tentang sebab terjadinya reformasi di Inggris.



1.2  Rumusan Masalah

*     Bagaimanakah Awal Mula Munculnya  Reformasi  di Eropa?
*     Apakah yang melatarbelakangi timbulnya Reformasi Inggris?
*     Apakah bentuk-bentuk gerakan reformasi di Inggris?
*     Bagaimanakah Munculnya Gerakan Kontra Reformasi?



1.3  Tujuan

*     Untuk mengetahui Awal Mula Munculnya  Reformasi  di Eropa?
*     Untuk mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi timbulnya Reformasi Inggris?
*     Untuk mengetahui bentuk-bentuk gerakan reformasi di Inggris?
*     Untuk mengetahui Munculnya Gerakan Kontra Reformasi?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Reformasi Eropa
     2.1.1 Latar Belakang Reformasi Eropa
            Reformasi adalah suatu gerakan menentang otoritas Gereja  di bawah pimpinan Paus yang terjadi di berbagai wilayah Eropa. Pergolakan  pada abad XVI mendorong timbulnya Lutheranisme, Calvinisme dan Anglikanisme yang merupakan gerakan pembaharuan di seluruh Eropa menentang Gereja Katolik dan menghendaki kemurnian agama Nasrani.[1]
            Pada awalnya gerakan reformasi yang terkenal dari Eropa adalah gerakan reformasi Jerman yang dipimpin oleh Martin Luther, namun selanjutnya gerakan reformasi gereja tersebut menyebar ke seluruh wilayah Eropa. Diantaranya adalah gerakan reformasi Swiss yang dipimpin oleh Ulrich Zwingli (1484-1531) dan gerakan Calvinisme yang dipelopori oleh John Calvin (1509-1594).
2.1.2 Tokoh-tokoh yang mempelopori Reformasi Eropa
 2.1.2.1 Martin Luther (Lutherianisme)
Gerakan Reformasi atau Gerakan Protestantisme adalah suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dalam Kekristenan Barat yang dimulai sejak abad ke-14 hingga abad ke-17. Mereka menyerang struktur Gereja Barat Roma Katolik yang hirarkis dan legalistik serta keburukan-keburukan yang terdapat dalam Gereja Roma Katolik. Meskipun dalam tubuh Gereja Barat diadakan pembaharuan-pembaharuan Gereja, namun gerakan yang menuntut adanya pembaharuan yang lebih berarti tetap berjalan.  Pelopor gerakan ini, Martin Luther (Eisleben, Jerman, 10 November 1483 - 18 Februari 1546) adalah seorang pastor Jerman, teolog dan biarawan Ordo St. Agustinus (O.S.A). Ia mengecam keburukan-keburukan dalam Gereja Roma Katolik seperti penyelewengan penjualan Surat Penghapusan Dosa (indulgensi), Kepausan, dsbnya. Dengan demikian upaya pembaharuan yang diadakan Luther bukan merupakan yang baru sama sekali.
Reformasi menekankan untuk kembali kepada Gereja yang mula-mula. Studi Luther terhadap Agustinus membawanya kepada langkah mempersoalkan tekanan teologi Skolastik pada perbuatan baik. Hasil studi Luther terhadap L. Valla, menyebabkan Luther meragukan keabsahan tuntutan supremasi kepausan.
Luther menyerang ajaran Transsubstansiasi, selibat para klerus, dan ia menuntut penghapusan kuasa Paus atas Jerman. Raja-raja Jerman banyak yang berpihak kepada Luther, seperti Raja Saksen, Hesse, Bradenburg, Brunswick, serta raja-raja di luar Jerman seperti Raja Denmark dan Swedia. Daerah-daerah ini segera menjadi daerah Lutheran dan Luther menyerahkan wewenang untuk mengatur gereja-gereja dalam wilayah tersebut kepada raja-rajanya.
2.1.2.2  John Knox
Ia seorang tokoh reformasi bangsa Skotlandia, sebagai sorang petani yang dilahirkan didaerah Lothian timur Skotlandia, pada tahun 1514. Pada masa kehidupan Knox, Skotlandia berada jauh dibelakang negara-negara utama di Eropa dalam aspek politik dan ekonomi. Negri itu hampir sepanjang waktu diperintah oleh Marie dari Lorraine, yang sebagai janda Raja James V, dia bertindak sebagai wali selagi putrinya belum dewasa.
 Selama masa kekuasaan Marie kebencian pada orang Prancis meningkat, demikian juga kepada kaum rohaniawan, karena para uskup dan Imam memungutpajak yang berat dari rakyat. Pertentangan itu rupanya didorong oleh rasa sentimen agama yang berbeda, Marie dikenal sebagai sosok yang beragama Katolik. John Knox sebagai seorang petani yang banyak bergaul dengan para raja dan baron ini, kelak menganut ajaran tentang kaum terpilih yang terutama ditujukan oleh John Calvin kepada kaum bangsawan borjuis.
Pemikiran John Knox sebagai tokoh reformasi, banyak diilhami oleh pemikir tedahulu, termasuk John Calvin. Ia juga menentang berbagai pemijaan terhadap patung-patung berhala, memerintahkan kepada pengikutnya agar patung-patung itu dihancurkan saja. Para pendukungnya terbakar emosinya oleh isi khotbah John Knox yang menentang pemujaan berhala dan peringatan kepada ”Perintah Allah supaya menghancurkan patung-patung berhala” ,maka rakyat beramai-ramai merusak patung dan merobohkan gereja, menjarah biara dan menyerbu para Imam. Timbullah berbagai kerusuhan seperti terjadi di Perth, Edinburgh, serta St. Andrews, dan kini memuncak menjadi perang saudara.
John Knox dalam hal ini berbeda dengan ajaran John Calvin tentang ketaatan pasif. Tidak selamanya jika rakyat berani menentang kekuasaan raja dianggap salah. Apabila terjadi, para pejabat baik di lingkungan pemerintahan maupun gereja menyalahgunakan kekuasaan dan wewenangnya, maka rakyat dibenarkan melakukan pemberontakan.
2.1.2.3 Yohanes Calvin  (Calvinisme)

      Ia adalah tokoh reformasi yang berasal dari Prancis. John Calvin lahir pada tahun 1509 di Noyon, kota katedral di Picardie, Prancis Utara. Di sana ayahnya bekerja sebagai notaries keuskupan. Sejak kecil ia menunjukkan kecermatan berfikir yang menonjol dan hasrat untuk mengejar kesempurnaan.[2]
      John Calvin sangat terkesan dengan pengetahuan klasik, terutama menyangkut filsafat Yunani yang menuju disiplin dan mengajarkan keterangan dalam kenikmatan maupun kesakitan . Ia sangat terpesona oleh tulisan-tulisan Injil dan mulai bergaul denagn para reformator sejak itu.[3]
      Ajaran keagamaan yang khas dimiliki oleh John Calvin adalah “Pilihan atau Keselamatan” dan takdir. Ajaran takdir menekankan bahwa manusia perlu berupaya bekerja giat, memilih pekerjaannya, mencari keselamatan, namun semuanya itu ditentukan oleh takdir. Ajaran takdir ini dilakukan pada tahun 1530 di kota Jenewa.[4]
Mengenai konsep ajaran’’pilihan’’, ia menyatakan pada permulaan penciptaan alam telah menentukan siapa yang ’’terpilih’’ dan siapa yang’’terkutuk’’, siapa yang mendapat rahmat dan siapa yang tidak. Keputusan ini tidak dapat diubah oleh siapapun juga. Namun menurut penganut Calvinisme merasa dirinya termasuk golongan terpilih, walaupun dalam teorinya hal itu tidak dapat diketahui mereka dengan pasti.[5]
Ajaran ajaran John Calvin dalam beberapa hal sangat berbeda dengan konsep ajaran dari pejabat Gereja Roma. Mencari kekayaan duniawi yang dalam pandangan Gereja abad pertengahan dianggap tidak mulia, karena menekankan pada pandangan kehidupan dunia akhirat dan surga. Sebaliknya, ajaran John Calvin bahwa kerja keduniawian dipujinya sebagai panggilan Tuhan, manusia harus giat hemat, dan jujur. Para pengikut John Calvin meyakini,  bahwa ajaran tersebut nantinyadapat berpengaruh terhadap konsep-konsep perdagangan dan berkembangnya kapitalisme oleh Kelas Menengah yang hidup di perkotaan. Bahwa Kapitalisme dapat tumbuh dan berkembang karena adanya pengakuan nilai-nilai bahwa penanaman modal yang berbunga dianggap tidak menyalahi peraturan keagamaan. Bahwa mencari kekayaan merupakan kehidupan yang pantas dipuji.
Reformasi di Inggris dapat dikatakan sebagai sebuah gerakan yang unik. Gerakan ini tidak dipelopori oleh tokoh spiritual tertentu seperti Luther atau Calvin. Reformasi di Inggris didominasi oleh para pemimpin politik, walaupun kita juga mengenal beberapa pemimpin rohani yang cukup terkenal, misalnya Thomas More dan Thomas Cranmer.
Di samping unik, reformasi di Inggris juga sangat penting. Reformasi ini mempengaruhi beragam aliran kekristenan yang penting, yaitu Anglikan, Reformed (Puritan), Wesleyan. Seiring dengan ekspansi dan emigrasi orang-orang Inggris, ajaran reformasi pada akhirnya sampai ke Amerika dan sangat menentukan segala aspek kehidupan negara Amerika untuk jangka waktu yang sangat lama.
Karakteristik lain dari reformasi di Inggris adalah problematis. Reformasi di Inggris membutuhkan waktu yang panjang; dimulai dari reformasi politik, eklesiastikal sampai doktrinal. Para ahli sejarah berdebat tentang kapan reformasi “yang sesungguhnya” terjadi Inggris. Sebagian melihat perpisahan politik yang tegas dengan kepausan sebagai titik awal reformasi. Yang lain memandang perpisahan ini hanya sebagai gerakan politik belaka, tidak didasari oleh perubahan teologi atau kegerejaan yang signifikan. Mereka berpendapat bahwa reformasi sejati baru terjadi pada jaman Puritan.
2.2  Reformasi Inggris
   2.2.1 Latar Belakang terjadinya Reformasi di Inggris antara lain :
  1. Eksistensi kaum Lollards (pengikut John Wycliffe) yang tidak pernah habis dan terus-menerus menekankan otoritas Alkitab dan relasi pribadi dengan Kristus. Mereka menjadi para pengkhotbah awam yang sangat berpengaruh di masyarakat biasa.
  2. Munculnya semangat kebangsaan di bawah pemerintahan keluarga Tudor yang memerintah Inggris tahun 1485-1603.
  3. Munculnya kalangan menengah ke atas yang menolak dominasi Roma dengan pertimbangan ekonomi. Mereka merasa mendapat jaminan keamanan yang sangat penting bagi bisnis mereka. Mereka juga memiliki kesamaan pendirian dengan keluarga Tudor tentang tanah yang dimiliki oleh paus, pajak kepada kepausan, dan pengadilan gereja. Keduanya sama-sama menolak hal-hal ini.
  4. Pengaruh dari kaum intelektual yang termasuk biblikal-humanis. Mereka mempelajari Alkitab dari bahasa asli (dari edisi Erasmus) dan akhirnya menemukan berbagai penyimpangan dalam gereja. William Tyndale dan Miles Coverdale menyediakan terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris (PB oleh Tyndale tahun 1525; PL & PB oleh Coverdale tahun 1535).
  5. Pengaruh tulisan-tulisan Luther yang sudah tersebar di Inggris, terutama tulisannya tentang Babylonian Captivity (pemindahan pusat kepausan dari Roma ke Avignon). Berbagai tulisan ini membawa pengaruh penting bagi Tyndale dan Thomas Cranmer (salah satu tokoh penting reformasi Anglikan).
  6. Kepentingan politik-pribadi dari Raja Henry VIII. Faktor inilah yang menjadi penyebab langsung dari reformasi di Inggris.
2.2.1 Tokoh-tokoh Pelopor Timbulnya Reformasi di Inggris
                       
2.2.1.1 John Wycliff
John Wycliff adalah salah satu ahli filsafat yang terkemuka pada zamannya. Dia mengajarkan bahwa gereja yang benar adalah gereja yang rohani dan tak kelihatan, dan hanya beranggotakan orang-orang yang diselamatkan. Dia berpendapat bahwa gereja yang tampak, yang diperintah oleh Paus-paus dan bishop-bishop tidak dapat menjadi gereja yang benar. 






Gambar 1.1
John Wiclyff
(Sumber : www.google.com diakses pada tanggal 3 Mei 2012/17.23 )
Dia juga mengajarkan bahwa Kristus hidup dalam kemiskinan, dan gereja adalah tubuh rohani semata-mata tanpa kekayaan. Dia berpendapat bahwa otoritas dalam gereja harus didasarkan pada Alkitab, dan bahwa semua ajaran dan perbuatan gereja seharusnya diuji berdasarkan Alkitab. Oleh karena itu dia ingin agar setiap orang dapat membacanya. Wyclif juga menentang ajaran transubstansiasi. Dia juga orang pertama yang menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris, tetapi pada tahun 1407 semua versi Alkitab dalam bahasa Inggris dilarang.
 Setelah kematiannya pada tahun 1384, pengikutnya, dikenal sebagai Lollards (istilah yang berarti orang yang suka beromong kosong), terus membaca tulisannya, tetapi mereka, pada umumnya, dianiaya, dan tidak dapat mengembangkan ajaran lebih lanjut.



2.2.1.2 Thomas Cranmer






                                      Gambar 1.2
Thomas Cranmer
 (Sumber : www.google.com diakses pada tanggal 3 Mei 2012/17.23 )
Merupakan tokoh pendeta yang berperan dalam jalannya reformasi di Inggris. (lahir di Aslockton, Nottinghamshire, Inggris, 2 Juli 1489 – meninggal di Oxford, Inggris, 21 Maret 1556 pada umur 66 tahun) adalah seorang tokoh reformasi gereja dari Inggris. Ia belajar di Jesus College, Cambridge, dan menjadi salah satu pemimpin di sana pada tahun 1511.
Cranmer kemudian menjadi orang kepercayaan Raja Henry VIII sehingga dapat melaksanakan pembaruan di dalam gereja Inggris, walaupun mendapat tantangan dari kaum pembela Gereja Katolik. Beberapa usaha Cranmer yang berhasil adalah penerbitan Alkitab dalam bahasa Inggris, serta penempatan Alkitab tersebut di setiap gereja wilayah, dan juga penerbitan "Sepuluh Pasal" pada tahun 1536 yang cenderung mirip dengan posisi Luther. Karya Cranmer lainnya yang terkenal adalah "Buku Doa Umum" yang diterbitkan pada tahun 1549. Cranmer meninggal karena dihukum mati dengan cara dibakar pada tahun 1556.

2.3  Bentuk-bentuk Reformasi Inggris
            2.3.1 Reformasi Bidang Keagamaan (Anglikanisme)
2.3.1.1  Pengertian Reformasi Gereja Anglikan

Sebutan “Anglikan” berasal dari frase Latin Pertengahan (abad ke-13) ecclesia anglicana, yang berarti “gereja Inggris”. Jadi, kata “anglikan” berarti “Inggris”. Sekalipun dari arti nama dan pusat kegerejaan memang sangat berhubungan dengan daerah Inggris, tetapi gereja Anglikan ada di berbagai daerah lain.
Gereja Inggris menganggap dirinya sebagai bagian dari reformasi tetapi juga bersifat katolik, meskipun tidak sama dengan Gereja Katolik Roma. Reformasi dalam arti bahwa Gereja ini banyak dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Reformasi Protestan, dan menolak kewibawaan Paus. Katolik dalam arti bahwa Gereja ini memandang dirinya sebagai bagian dari 'garis yang sinambung dan tidak terputus dari "Gereja universal" yang mula-mula didirikan oleh para murid Yesus serta dari abad pertengahan, dan bukan merupakan suatu 'bentukan yang baru'. Dalam praktiknya, Gereja Anglikan bersifat campuran. Beberapa jemaatnya beribadah lebih mirip dengan Gereja Katolik Roma dibandingkan dengan kebanyakan Gereja Protestan. Namun di pihak lain, berbagai bentuk ibadah yang digunakan di sejumlah Gereja Anglikan lainnya sulit dibedakan dari Gereja-gereja Injil yang muncul dari Gerakan Reformasi.
2.3.1.3 Administrasi Anglikan

  
             Praktiknya, kepemimpinan administratif gereja berada di tangan Uskup Agung Canterbury. Komuni Anglikan sedunia yang terdiri atas gereja-gereja nasional atau regional yang independen mengakui Uskup Agung Canterbury sebagai semacam pemimpin 'simbolik
 Dewan legislatif di Gereja Inggris adalah Sinode Umum. Namun, keputusan legislatif yang fundamental masih harus disetujui oleh Parlemen Britania Raya. Gereja mempunyai cabang yudisialnya sendiri, yang dikenal sebagai pengadilan gerejawi, yang juga merupakan bagian dari sistem peradilan Britania, namun pada umumnya tidak berfungsi, karena syarat-syarat untuk memberlakukan keputusan-keputusan gerejawi kebanyakan sudah dicabut satu abad yang lalu oleh keputusan Pengadilan Tinggi.
·       Yurisdiksi Gereja:
Selain di wilayah Inggris sendiri, yurisdiksi Gereja mencakup Pulau Man, Kepulauan Channel, Kepulauan Scilly, dan sedikit bagian dari Wales. Pada tahun-tahun belakangan, jemaat-jemaat ekspatriat di benua Eropa membentuk dirinya sebagai Diosis di Eropa.
·       Pengangkatan:
  
Pendeta memimpin upacara di diosis karena mereka memegang jabatan sebagai pendeta yang diberi kuasa, atau karena diberi izin oleh uskup ketika diangkat (mis. kurator), atau dengan izin saja.
Proses pengangkatan uskup diosis lebih rumit, dan ditangani oleh sebuah lembaga yang disebut Komisi Nominasi Kerajaan, yang menyerahkan nama-namanya kepada Perdana Menteri (yang bertindak atas nama Raja atau Ratu) untuk dipertimbangkan.
·       Keuangan
            Meskipun statusnya Gereja negara, dari segi keuangan Gereja Inggris tidak mendapatkan dukungan langsung pemerintah. Sumbangan adalah sumber pendapatannya yang terbesar, meskipun Gereja ini juga sangat mengandalkan pendapatan dari berbagai dana abadi historis.
·       Diosis Durham:

            Diosis Durham mempunyai kekayaan yang sangat besar dan kekuasaan dunia sehingga uskupnya digelari 'Uskup-Pangeran'. Namun sejak pertengahan abad ke-19, Gereja telah melakukan berbagai upaya untuk 'mengamakan' situasinya, dan para rohaniwan di masing-masing diosis kini menerima tunjangan standar yang dibayar dari dana diosis. Sementara itu, Gereja memindahkan sebagian besar dari aset-asetnya yang menghasilkan uang (yang di masa lalu mencakup banyak sekali tanah, namun sekarang umumnya berupa saham dan surat-surat berharga) dari tangan masing-masing rohaniwan dan uskup ke dalam tangan sebuah lembaga yang disebut Komisioner Gereja, yang menggunakan dana-dana ini untuk membayar banyak sekali pengeluaran non-paroki, termasuk pensiun rohaniwan, dan biaya pemeliharaan katedral dan rumah uskup.
Selain kepemilikan atas aset properti gereja dan katedral, gereja juga menguasai sejumlah bangunan yang terkait yang ada di samping gereja atau terkait kepadanya, termasuk sejumlah besar perumahan pendeta. Selain perumahan vikar dan rektor (pendeta kepala), perumahan ini mencakup juga sejumlah tempat tinggal (disebut 'istana') untuk masing-masing dari ke-114 uskup Gereja. Dalam beberapa kasus tertentu, nama ini tampaknya tepat. Gedung-gedung seperti Istana Lambeth, tempat tinggal Uskup Agung Canterbury di London dan Istana Lama di Canterbury benar-benar mirip istana, sementara Istana Auckland yang dihuni Uskup Durham, mempunyai 50 kamar, sebuah ruang pesta dan taman berukuran 120.000. Namun demikian, banyak uskup yang merasa bahwa istana-istana lama itu tidak cocok dengan gaya hidup sekarang, dan beberapa 'istana' uskup hanya berupa rumah dengan empat kamar. Banyak diosis yang mempertahankan istana-istana besar kini menggunakan sebagian ruangannya sebagai kantor administrasi, sementara para uskup dan keluarga mereka tinggal di sebuah apartemen kecil di dalam istana itu. Pada tahun-tahun belakangan sebagian diosis berhasil memanfaatkan ruangan yang berlebih dan kemewahan istana-istana mereka untuk mencari dana, dengan menjadikannya pusat-pusat konferensi. Ketiga istana uskup yang lebih mewah yang disebutkan di atas — Istana Lambeth, Istana Lama Canterbury dan Istana Auckland — berfungsi sebagai kantor untuk administrasi gereja, tempat-tempat konferensi, dan sampai batas tertentu tempat tinggal pribadi seorang uskup. Ukuran keluarga para uskup telah jauh mengecil dan anggaran mereka untuk menerima tamu dan memiliki staf hanya mengambil bagian yang kecil sekali dibandingkan dengan tingkat biaya yang dikeluarkan pada masa sebelum abad ke-20.
2.3.2 Reformasi di bidang Politik
  Reformasi di Inggris sangat berhubungan dengan masalah politik. Kalau di negara lain para penguasa politik sekedar membantu reformasi, tetapi di Inggris peranan mereka lebih besar. Merekalah yang langsung terlibat dalam pemisahan relasi yang tegas dengan Gereja Katholik Roma. Situasi reformasi pun sangat dipengaruhi oleh sikap para penguasa terhadap gerakan tersebut. Jika pemimpin politik yang berkuasa mendukung reformasi maka gerakan ini pun akan berkembang. Sebaliknya jika seorang pemimpin politik tidak menyetujui gerakan ini maka akan ada penentangan dan penganiayaan terhadap para pemeluk reformasi. Reformasi ini dicetuskan oleh raja Henry VIII yang menginginkan pemisahan Gereja Inggris dengan Gereja yang ada di Roma namun diduga bahwa pemisahan ini adalah agar Raja Henry VIII dapat memuluskan langkahnya untuk menikahi Anne Boleyn.
            Ditemukan juga fakta bahwa :
Ø Kekristenan masuk ke kepulauan Inggris pada abad ke-2.
Ø Dalam beberapa konsili gereja kuno abad ke-4, ada perwakilan dari pemimpin gereja di Inggris.
Ø Santo Patrik (390-461) membawa injil kepada orang-orang Irlandia.
Ø Pada abad ke-6 terjadi kegerakan rohani di Inggris di bawah Santo Columbia dan Agustinus.
Ø Selama Masa Kegelapan (sekitar abad ke-7 sampai ke-12) para pemimpin Kristen di Inggris dan Irlandia menyalin Alkitab dan berbagai tulisan bapa gereja sebagai salah satu cara untuk mempertahankan warisan budaya dan keagamaan. Hal dilakukan mengingat pada masa ini banyak terjadi wabah penyakit, kelaparan, kekafiran maupun pemusnahan. Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Anselmus (1033-1109) yang selalu diingat karena pembuktian rasionalnya terhadap eksistensi Allah dan slogannya yang populer “aku percaya supaya aku mengerti”.
Ø Pada waktu kekristenan di Roma mencoba menjadikan diri sebagai pusat kekristenan, gereja Anglikan terus melancarkan protes. John Wycliffe (1329-1384) dan para pengikutnya (the Lollards) dipandang sebagai representasi dari gereja Anglikan. Jika kita melihat penelusuran historis di atas maka terlihat jelas bahwa kekristenan memang sudah ada di Inggris sebelum reformasi oleh Henry VIII.
         Karateristik Gereja Anglikan:
Ø Pengunaan The Book of Common Prayer sebagai pedoman kesalehan hidup dan doktrin.
Ø Pengakuan terhadap The Thirty-nine Articles sebagai penjelasan doktrinal yang mewakili ajaran Anglikan.
Ø Ibadah yang mengikuti kalender gerejawi tahunan, pembacaan Mazmur dan Alkitab, penekanan pada doa dan ibadah yang responsif.
Ø Penekanan pada sakramen, terutama Perjamuan Kudus.
Ø Pengakuan terhadap Bishop/Uskup agung Canterbury sebagai pemimpin rohani.
Ø Keikutsertaan dalam Konferensi Lambeth setiap dekade.
Reformasi Inggris di bidang politik dipelopori oleh :
1. Henry VIII






          Gambar 1.2
                                                       Raja Henry VIII
      (Sumber : www.google.com diakses pada tanggal 3 Mei 2012/17.23 )

Henry VIII berkuasa atas Inggris antara tahun 1509 sampai dengan 1547 dan menjadi raja Inggris paling terkenal dan kontroversial sepanjang masa. Salah satu hasrat terbesar dari Henry VIII adalah memiliki pewaris tahta seorang putera.Itulah yang membuatnya menghalalkan segala cara, termasuk dengan menikahi enam wanita yang berbeda. (Dua diantaranya, Anne Boleyn dan Katharine Howard dieksekusi atas perintahnya. Mereka dipenggal dengan tuduhan perzinahan dan incest).
Perceraian Henry dengan istri pertamanya, Katherine dari Aragon, membuatnya bersitegang dengan gereja Katolik yang menentang perceraian,sehingga dimulailah awal baru Kekristenan di Inggris yang terpecah dari agama.Katolik Roma pimpinan Sri Paus hingga saat ini. (Peristiwa ini juga menjadi pemicu perseteruannya dengan Sir Thomas More, yang diadili atas tuduhan pengkhianatan dan akhirnya dihukum mati.). Sementara itu, puteri Henry dengan Anne Boleyn, Elizabeth I, kelak menjadi salah satu pemimpin terbesar dan terlama monarki Inggris. 
Selain Henry VIII berkuasa atas Inggris antara tahun 1509 sampai dengan 1547 dan menjadi raja Inggris paling terkenal dan kontroversial sepanjang masa. Salah satu hasrat terbesar dari Henry VIII adalah memiliki pewaris tahta seorang putera.
Itulah yang membuatnya menghalalkan segala cara, termasuk dengan menikahi
enam wanita yang berbeda.

2. Edward VI
Edward menjadi raja pada saat usianya baru 9 tahun. Karena ia masih muda dan sakit-sakitan, ia didampingi oleh pamannya (saudara ibunya) Edward Seymour yang adalah seorang Protestan. Selama pemerintahan ini Edward mengeluarkan beberapa keputusan penting:
1.     Para rohaniwan diijinkan untuk menikah.
2.     The Act of Uniformity (1549) menetapkan untuk mengubah ibadah Latin yang lama dengan yang baru menurut buku Thomas Cranmer, The Book of Common Prayer, yang ditulis dalam bahasa Inggris.
3.     Thomas Cranmer mengeluarkan 42 pernyataan iman yang menjadi dasar gereja Inggris. Pernyataan ini sangat bernuansa Protestan.
3. Ratu Elizabeth I






                           Gambar 1.3
                           Elizabeth I
 (Sumber : www.google.com diakses pada tanggal 3 Mei 2012/17.23 )
Elizabeth I (lahir di Greenwich, England, 7 September 1533 – meninggal di Richmond, England, 24 Maret 1603 pada umur 69 tahun) adalah ratu Inggris dan Irlandia sejak 17 November 1558 sampai kematiannya. Pada 1558 saudara tirinya Mary yang beragama Katolik Roma memenjarakan dirinya selama hampir 1 tahun karena diduga membela pemberontakan Protestan.Setelah kematian Maria, ia digantikan oleh Elizabeth, anak Anne Boleyn. Sama seperti ayahnya, ia lebih berorientasi pada politik. Ia juga menyadari perlunya kedamaian antara agama bagi situasi politik, karena itu ia berusaha berdiri di tengah-tengah antara Protestan dan Katholik. Selama pemerintahannya ia menetapkan:
1.Act of Supremacy (1559) yang menjadikan dia sebagai kepala gereja dan negara.                                                                                                                 
2. Act of Uniformity yang kembali menetapkan buku Cranmer sebagai dasar liturgi.
3.42 pernyataan iman Cranmer diubah menjadi 39 pernyataan dan bahasanya diperhalus agar tidak terlalu menyinggung golongan Katholik.

Sering dijuluki Virgin Queen (karena tak pernah menikah), Gloriana, Good Queen Bess, dan Faere Queene, Elizabeth I adalah penguasa monarki keenam dan terakhir dari dinasti Tudor. Ibunya Anne Boleyn dieksekusi 3 tahun setelah ia dilahirkan atas tuduhan pengkhianatan terhadap raja.
2.4 Munculnya Gerakan Kontra Reformasi

      Pada waktu pergolakan Protestanisme melanda Eropa pada abad XVI, seolah-olah tidak ada satupun yang mampu menghentikan gerakan tersebut agar tidak melanda seluruh benua. Jerman bagian utara, Skandinavia, Inggris, dan beberapa bagian Polandia, Hongaria, dan Austria secara teguh telah menjadi Protestan. Prancis, merupakan benteng Protestan yang meragukan, dan bahkan di Italia terjadi letupan-letupan kesangsian yang cenderung ke Bid’ah. Tetapi, Gereja Katolik tidak gentar menghadapi berbagai pergolakan tersebut. Orang Katolik bersemangat meneliti gereja secara mendalam, dan dengan rajin mengobarkan perbaikan. Pada tahun 1530, mereka mulai melancarkan suatu gerakan yang dinamakan kontra reformasi atau Reformasi Katolik.
Keberadaan lembaga inkuisisi, yang telah lama didirikan oleh gereja selama abad pertangahan dapat dikatakan ikut mendorong lahir kontra reformasi. Akibat di sahkannya inkuisisi telah menimbulkan sikap keagama yang tidak toleran dan terjadi berbagai bentuk penindasan yang kejam, ternyata juga berpengaruh terhadap tubuh gereja katolik.
Reformasi juga memicu sejumlah konflik dan peperangan bermotif agama antara negara-negara pendukung dan penentangnya (kontra reformasi). Peperangan katolik protestan yang terbesar adalah perang 30 tahun yang baru berhenti dengan adanya perdamaian Westphalia (tahun 1648).
    Kontra reformasi digerakkan oleh kelompok yang merasa prihatin terhadap kegagalan gereja, akan tetapi menentang pemisahan dari gerakan reformasi. Tokoh yang mewakili antara lain Ignatius Loyola (1491-1546) yang mendirikan serikat Yesuit .
    Kontra reformasi didorong oleh negara-negara latin yang khususnya Italia dan Spanyol-Portugis. Aktivitas kaum Yesuit juga mendorong aktivitas misi penyebaran agama ke seberang lautan dan daerah-daerah jajahan di wilayah lain seperti Asia.




























BAB  III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
*     Reformasi adalah suatu gerakan menentang otoritas Gereja  di bawah pimpinan Paus yang terjadi di berbagai wilayah Eropa. Pergolakan  pada abad XVI mendorong timbulnya Lutheranisme, Calvinisme dan Anglikanisme yang merupakan gerakan pembaharuan di seluruh Eropa menentang Gereja Katolik dan menghendaki kemurnian agama Nasrani.
*     Reformasi Inggris merupakan dampak dari reformasi Eropa yang pada awalnya dipelopori oleh John Wycliff dan Cranmer.
*     Bentuk-bentuk gerakan reformasi di Inggris yaitu reformasi di bidang politik dan reformasi di bidang keagamaan (gerakan Anglikanisme).
*     Reformasi juga memicu sejumlah konflik dan peperangan bermotif agama antara negara-negara pendukung dan penentangnya (kontra reformasi). Peperangan katolik protestan yang terbesar adalah perang 30 tahun yang baru berhenti dengan adanya perdamaian Westphalia (tahun 1648).

3.2  Saran
Gerakan reformasi merupakan usaha melakukan revolusi di berbagai bidang yang memberikan dampak positif maupun negatif. Sehingga, Memunculkan golongan pendukung dan penentang sebagai reaksi atas gerakan tersebut. Seperti apapun bentuk gerakannya, hendaknya melihat dari berbagai sisi, terutama juga suatu gerakan tersebut dapat memperbaiki kondisi suatu Negara atau meningkatkan kemajuan di berbagai bidang






DAFTAR PUSTAKA

}  Mohamad Hadi Sundoro. 2007. Sejarah Peradaban Barat Modern : Dari Renaisans sampai Imperialisme Modern. Jember : Jember University Press.
}  Carlton J. Hayes, History of Europe, Macmillan Company, 1956.
}  H. Hart,Michael.1978.Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
}  http://www.wordpress.com/reformasi  diunduh tanggal 3 mei 2012.



[1] Carton J.H. Hayes,et.al.; History of Europe (New York : The Mac Millan Company, Inc; 1956), hal. 501.
[2] Mohamad H. Sundoro. Sejarah Peradaban Barat Modern : Dari Renaisans sampai Imperalisme Modern (Jember University Press.2007)hlm. 47.

[3] Sutarno(Penerjemah),loc.cit.
[4] Dalam abad XVI, Jenawa merupakan pusat perdagangan serta industri yang kaya dan berdiri sebagai republik yang bebas dari konfederasi swisss. Jenewa diperintah sebagai bagian dari suatuwilayah yang kini menjadi mlik Perancis.
[5] Noir Toegiman(penerj.), op.cit.hlm.84.

































Tidak ada komentar:

Posting Komentar